Bagi penderita gagal ginjal, cuci darah merupakan suatu keharusan yang wajib dilakukan. Mungkin bagi mereka yang berkocek tebal tidak masalah, tapi untuk warga yang kurang mampu jelas akan menjadi beban. Cuci darah ini bukan untuk mengobati tapi hanya untuk perpanjangan hidup. Menurut Dr, Mukidjam dokter spesialis penyakit dalam RS. Premier Jatinegara, Hari Sabtu (19/11), cuci darah ini dilakukan untuk memberikan harapan agar mereka mempunyai semangat untuk hidup serta melakukan aktifitas.
Beliau mengatakan bahwa dilakukannya tindakan cuci darah atau hemodialisa adalah untuk menolong seorang yang fungsi ginjalnya menurun hingga mencapai dibawah 15 persen. Adanya penurunan fungsi ginjal ini dapat membuat pasien ketergantungan pada tindakan hemodialisa. Tentu saja kenyataan tersebut bisa mempengaruhi psikis dan kesehatan pasien.
Mukidjam menjelaskan, pasien yang sering melakukan tindakan cuci darah akan relatif terlihat lebih tua dari umurnya karena metabolisme yang ada dalam tubuh, fospor, kalsiumnya terganggu. Selama ini menurut Mukidjam bahwa kebanyakan pasien cuci darah adalah mereka yang menderita infeksi saluran kencing, gagal ginjal, batu ginjal dan infeksi ginjal.
Kata Mukidjam, selain dengan cuci darah pengobatan penderita gagal ginjal dapat dilakukan dengan melakukan cangkok ginjal dan CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis). Sebenarnya CAPD ini seperti cuci darah, namun dalam rongga perut dimasukan cairan.
Seorang penderita gagal ginjal yang bernama Wazhar menuturkan bahwa dirinya setiap seminggu dua kali melakukan cuci darah. Jika cuci darah tidak dilakukan, dia akan mengalami pusing, gejala-gejala mual, batuk beserta cegukan serta bisa sampai tidak sadarkan diri.
Dr. Mukidjam menjelaskan bahwa hemodialisa merupakan proses membersihkan darah yang didasarkan pada pertukaran ion-ion serta partikel cairan darah melalui suatu membran. Proses ini memanfaatkan atau menggunakan alat dialisa fungsi ginjal buatan yang pada akhirnya mengeluarkan racun dan sampah hasil metabolisme tubuh.
Cuci darah atau hemodialisa selalu jadi momok yang menyeramkan bagi pasien. Banyak pasien yang menolak melakukan cuci darah, padahal ia harus melakukan cuci darah. Tindakan cuci darah ini merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien penderita gagal ginjal.
Beberapa sebab yang membuat orang takut melakukan cuci darah:
- Ketidaktahuan mereka dengan prosedur cuci darah. Namanya saja sudah terdengar menyeramkan, “cuci darah”.
- Orang-orang banyak yang menyimpulkan bahwa orang yang melakukan cuci darah umurnya tidak panjang.
- Masalah biaya. Memang cuci darah cukup mahal. Secara umum pasien gagal ginjal kronik memerlukan tindakan cuci darah sepanjang hidupnya. Untuk frekuensinya bisa 2x seminggu dengan biaya satu kali mencapai 700ribu. Bisa dibayangkan berapa biaya yang diperlukan dalam sebulan bahkan setahun.
Ketidaktahuan ini dapat diatasi dengan menyuruh pasien atau keluarga pasien untuk melihat langsung ke ruangan hemodialisa. Mereka dari pasien yang sedang melakukan cuci darah, bisa sambil ngobrol dengan pasien yang lain, menonton TV, internetan sambil darahnya di cuci. Sebenarnya untuk prosedurnya tidak seseram yang dibayangkan banyak orang. Biar tidak terlalu menyeramkan mungkin namanya perlu diganti, hanya menyebut hemodialisa saja.
Soal umur tentu saja kita tidak dapat menentukannya, karena itu semua sudah menjadi ketetapanNya. Tindakan medis ataupun dokter tidak dapat memperpanjang hidup manusia, tetapi hanya bisa membantu keluhan-keluhan dengan seizin Allah. Walaupun pasien sudah datang ajalnya, diharapkan dapat meninggal dengan kualitas yang baik, tidak dalam keadaan sakit yang tak tertahankan. Menurut statistik, angka harapan hidup pasien yang melakukan cuci darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan pasien yang tidak melakukan tindakan cuci darah. Memang ada juga yang baru melakukan cuci darah beberapa kali sudah meninggal atau juga baru setahun melakukan cuci darah meninggal. Namun ada juga yang sudah bertahun-tahun bahkan lebih dari 20 tahun melakukan cuci darah masih mempunyai kondisi yang fit dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa.
Permasalahan biaya, jika ini yang menjadi permasalahan pasien maka kita tidak bisa ikut campur karena biaya untuk cuci darah memang cukup mahal. Bagi kalangan menengah kebawah memang akan kesulitan. Jadikanlah ini sebuah renungan bagi kita yang mempunyai keluarga, kerabat serta sahabat yang menderita gagal ginjal. Janganlah beranggapan bahwa gagal ginjal ini merupakan akhir dari segalanya. Seseorang atau pasien boleh saja menderita gagal ginjal tapi jangan sampai gagal hidup. Selalu semangat.
0 comments:
Post a Comment